
Seorang warga, Jauria mengatakan, ia tidak setuju apabila ada penggantian nama bandara. "Saya tidak setuju, sebab nama Juwata itu sudah menjadi ikon masyarakat Tarakan dan juga telah dikenal, jadi untuk apa diganti. Lagi pula sudah kewajiban kepala daerah membangun kota yang dipimpinannya demi kepentingan masyarakat," ujarnya.
Beda dengan Ardian. Pria ini sangat setuju nama Bandara Juwata diganti dengan nama Jusuf SK. "Saya setuju, sebab beliau ini memang berjasa atas perkembangan bandara. Coba kalau tidak ada Pak Jusuf mana bisa Bandara Tarakan bisa maju sampai sekarang ini," ujarnya. (*)
Sumber: TribunKaltim (1 November 2010) Borneo
Setuju dengan Jauria, sudah selayaknya kepala daerah mengabdi kepada masyarakat dan daerah yang di pimpin, nama pribadi tidak perlu dijadikan bandara atau ikon daerah. Nama JUWATA telah mendunia dibanding nama JUSUF SK.
BalasHapusTerlihat disini bahwa pak Husni melakukan atas dasar balas jasa terhadap pak Jusuf SK. Ada unsur politis untuk pencitraan Jusuf SK agar menjadi Calon Tunggal Gubernur KALTARA untuk masa yang akan datang.
Semua wacana bahkan masjid yang di berinama Jusuf SK adalah sebuah pencitraan.
hmm, jadi bingung juga sih,, tapi bagusnya sih seperti komentar diatas, tapi mana bagusnya saja dan semoga bandara di tarakan bisa lebih berkembang dan maju . . .
BalasHapus